jump to navigation

SURVIVE DARI RESESI Desember 25, 2008

Posted by pengelolaan keuangan in Tips Keuangan.
trackback

180px-lange-migrantmother022Baru minggu lalu harga BBM turun lagi, kondisi ini agak membantu kondisi masyarakat yang masih tersengal-sengal dan sedikit mendorong kondisi ekonomi makro menghindarkan dari resiko PHK masal. Namun dampak krisis keuangan global masih belum berakhir. Kondisi makro ekonomi Indonesia masih terlihat lesu, para pengusaha dan perbankan masih wait & see menunggu sinyal berikutnya.

Dengan kondisi ini tanpa bekal yang memadai akan membuat ambruk kondisi finansial dan mental kita. Banyak pelajaran yang dapat kita ambil contoh sebagai bahan pembelajaran mengenai hal-hal yang terjadi pada krisis ekonomi sebelumnya. Di krisis ekonomi lalu ternyata selain menimbulkan kesusahan bagi banyak orang dengan membengkaknya angka pengangguran karena adanya PHK besar-besaran, namun ternyata juga banyak orang yang mendapatkan berkah dari krisis tersebut. Tidak sedikit pula orang yang menjadi jutawan karena berkah valas (meskipun jumlah orangnya tidak sebanyak yang menjadi korban PHK). Seperti halnya setiap kejadian dialam semesta ini yang setiap peristiwa akan selalu membawa dua sisi antara kebaikan dan keburukan. Jadi perlulah kita melihat cobaan kali ini tidak hanya dari sisi buruknya saja, namun perlu kita cari pula sisi baiknya.

Namun perlu disadari bahwa sebenarnya sebuah KRISIS EKONOMI atau yang dinamakan RESESI EKONOMI ataupun berlanjut menjadi DEPRESI EKONOMI adalah suatu mekanisme alamiah dalam tugasnya menyeimbangkan kembali harmonisasi hubungan antar elemen yang membentuknya dan mencari keseimbangan baru (auto system). Karena pelaku dan mesin ekonomi terlalu over acting dan ekspektasi terlalu tinggi sehingga menjadi sebuah bubble yang membesar dan setiap saat siap meletus. Nah saat inilah bubble itu meletus dan terlihat kondisi riilnya dan kondisi sekarang ini adalah kondisi mencari keseimbangan baru. Setiap permulaan tentu ada akhirnya, demikian kata pepatah, jadi sesulit apapun kondisi kita akibat krisis akhirnya akan sampai juga di penghujung krisis (meskipun tidak bisa diprediksikan kapan akan berakhir dan ekonomi akan kembali normal). Orang yang tersisa diakhir resesi adalah orang-orang survive dengan berbagai strategi yang mereka yakini kebenarannya.

Berikut ini adalah tips sederhana dalam menghadapi krisis ekonomi

* Jangan Panik.

Panik hanya menambah masalah tanpa memberi solusi. Ibarat seorang pilot yang sedang bertugas mengendalikan pesawat dalam kondisi kritis. Dengan kesadaran penuh dan pengendalian diri yang baik akan lebih menolong dalam mengatasi masalah dibandingkan dengan kondisi panik (ingat : Trust Your Hopes Not Your Fears). Memperbanyak pengetahuan untuk mencari solusi krisis, kunjungi perpustakaan atau kembali ke kampus untuk belajar. Dengan aktivitas ini minimal dapat mengalihkan fokus perhatian kita dari krisis ke hal yang positif.

* Kendalikan pengeluaran anda dengan bijak.

Seringkali krisis ekonomi akan menjadi lebih buruk kondisinya karena adanya kepanikan misalnya kenaikan permintaan produk barang karena takut tiadanya pasokan lagi dipasar. Jadi berfikirlah yang wajar saja bila berbelanja pemenuhan kebutuhan sesuai yang diperlukan saja. Selain itu seyogyanya juga dapat memisahkan antara kebutuhan (need) dan keinginan (desire). Sebenarnya apa yang dibutuhkan sudah dapat dimiliki, namun hasrat yang terlalu tinggi (greedy) akan akan menyebabkan kondisi yang ada selalu kurang. Bilamana pelu jangan merasa canggung untuk mengubah perilaku yang sederhana dan bersahaja. Ambil contoh seorang Sam Walton – founder Wal-mart, hingga sudah menjadi milyarder, dia masih berpikiran konservatif dan berperilaku sederhana dengan masih terbiasa mengendarai mobil pikap tua dan tidak mau bepergian dengan pesawat di kelas I.

* Kembangkan kompetensi pribadi

Krisis adalah saat yang tepat untuk menggali kembali kompetensi pribadi, dan jangan ragu untuk berubah haluan bilamana ada kesempatan di bidang lain. Ambil contoh dari krisis ekonomi sebelumnya, dimana setelah gelombang PHK masal kemudian banyak lahir entrepreneur baru yang mengambil bidang usaha jauh dari kompetensi sewaktu kerja kantoran. Banyak dari mereka yang membuka usaha kuliner meskipun seleksi alam kemudian berjalan dan meninggalkan sebagian yang tetap bertahan.

* Selalu sabar dan bersyukur

Sebagai umat beriman tentu saja jangan selalu melihat keatas, haruslah juga melihat kebawah. Meskipun dalam kondisi yang tidak bagus namun ternyata masih banyak yang berada dibawah kita. Kalau anda bisa akses internet dan baca posting ini haruslah tetap bersyukur karena masih bisa bayar abonemen internet, listrik ataupun bayar sewa warnet karena masih banyak saudara kita yang masih belum melek internet …he..he….

Kondisi krisis ini memang belum jelas kapan akan berujung, banyak orang yang menjadi susah hidupnya akibat krisis namun bilamana kita masih mampu untuk menolong sesama mari kita tolong mereka. Kita bisa belajar dari krisis keuangan global tahun 97-98 dimana Amerika Serikat semakin cepat proses recovery nya karena masyarakatnya mempunyai sifat yang philantropist – suka berderma menolong sesama. Salah satu Sebagai kata penutup ada smart tips dari Roy Sembel bahwa

’ Menebar dengki akan menuai dengki ’

Menebar cinta akan menuai cinta ’

Menebar sukses akan menuai sukses ’

Jadi tebarlah apa yang akan kita tuai…

Komentar»

No comments yet — be the first.

Tinggalkan komentar